Kata-Kata Bijak Mahatma Gandhi

Wajah Gandhi tersenyum, mengenakan kacamata. 

 gambar  wikipedia.org

Ahimsa (Prinsip Tanpa Kekerasan) adalah ideal yang tertinggi. Ia diperuntuhkan bagi mereka yang kuat bukan bagi para pengecut.

Ahimsa adalah atribut para pemberani. Ahimsa dan kelemahan ibarat air dan api, tidak pernah bertemu.

Jangan putus asa terhadap kamanusiaan. Kemanusiaan bagaikan samudera. Beberapa tetes air kotor tidak mampu mengotori seluruh samudera.

Barangkali kita tidak mampu melaksanakan prinsip tanpa kekerasan sepenuhnya dalam pikiran, ucapan , maupun tindakan. Namun prinsip ini mesti menjadi tujuan kita dan kita senantiasa berupaya untuk mencapainya.

Prinsip tanpa kekerasan bukanlah busana yang dapat dipakai dan ditinggalkan. Kedudukanya adalah di hati kita. Ia mesti menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam diri kita.

Sopan terhadap lawan dan upaya untuk memahami sudut pandangnya, itulah ABC Prinsip tanpa kekerasan.

Ahimsa mesti mengungkapkan diri lewat pelayanan tanpa pamrih kepada masyarakat.

Cinta tak pernah meminta, ia senantiasa memberi, cinta membawa penderitaan, tapi tidak pernah berdendam, dan tidak pernah membalas dendam. Di mana ada cinta disitu ada kehidupan manakala kebencian membawa kemusnahan.

Jadilah kamu manusia yang pada kelahiranmu semua orang tertawa bahagia, tetapi hanya kamu sendiri yang menangis dan pada kematianmu semua orang menangis dan hanya kamu sendiri yang tersenyum.

Orang yang berhasil mengedalikan diri tak akan terkendali oleh orang lain. Ia tidak bisa dibeli, tidak bisa digoda, dan tidak bisa dirayu. Ia mempunyai kepercayaan diri yang luar biasa. Jadilah orang itu.

Seseorang yang lemah tidak dapat memaafkan. Kemamapuan untuk memaafkan hanya ada pada mereka yang kuat. Bila pencungkilan mata dibalas dengan pencungkilan mata, seluruh dunia akan menjadi buta.

Tak seorangpun dapat menyakitiku bila aku tidak mengizinkanya.

Awalnya mereka meremehkanmu, kemudian menertawakanmu, kemudian melawanmu, lalu kau keluar sebagai pemenang.

Aku hanya melihat sifat baik di dalam diri sesama manusia. Karena aku sendiri tidak sepenuhnya bebas dari keburukan, aku tidak membedah orang  lain untuk mencari keburukan mereka.